Kamis, 06 Juni 2013

"CINTA TANPA SYARAT"

Banyak yang bilang, perempuan lebih mengunakan PERASAANNYA dibanding LOGIKANYA. Mungkin itu yang membuatku lebih menggunakan perasaan daripada logikaku tentang orang yang aku sayang.
Didit, pacarku. Orang yang kini bersamaku, yang menyayangiku, sepertinya sekarang aku melihat satu sisi yang beda darinya. Orang yang kubanggakan didepan semua orang itu mulai mempublish perasaan yang dulu pernah dia rasakan bersama wanita yang dulu bahkan mungkin sampai sekarang ia sayang. Wanita beruntung bernama PUTRI yang dulu sepat menjadi kekasihnya itu telah pergi duluan menghadap Yang Maha Kuasa. Di umurnya yang masih muda, ia mengidap penyakit yang aku lupa apa nama penyakitnya tersebut. Dulu, sewaktu aku belum balikan sama Didit, kita menjadi teman biasa, Didit pernah bercerita kepadaku tentang perasaannya ke Alm. Putri. Bercerita tentang penyakit yang diderita Putri, tentang perjuangan seorang laki-laki terhadap wanita yang dicintainya agar wanitanya dapat sembuh dari penyakitnya. Namun takdir berkata lain, Putri harus pulang kepangkuanNya. Dulu aku iba mendengar cerita Didit tentang Putri. Namun sekarang saat Didit telah kembali ke pelukanku, sisi jahatku berkata bahwa "aku cemburu". Suatu kesalahan besar memendam perasaan itu terhadap orang yang telah tiada. Tapi aku tidak dapat membohongi perasaanku, ya.. Aku CEMBURU.
Suatu saat aku melihat timeline twitter Didit, dia mention @AlfreePerchyus seperti ini..
Yang berarti..
"Bukan karena kekuatanku dapat menjalani hidup ini"
Kesimpulanku saat membaca tulisan tersebut adalah, Putri adalah "kekuatan" dalam hidup Didit bahkan sampai saat ini. Bukan aku! Itulah perasaan, bukan logikaku yang berbicara. Namun aku tidak dapat membahas tentang ini ke Didit. Aku tidak ingin membahas karena aku tidak ingin membuat Didit sedih, dan aku tidak ingin Didit mengingatnya lagi yang padahal mungkin Didit sedang tidak memikirkannya.
Saat aku bersama Didit, tampak ia ingin menjaga perasaanku, tapi tatapan matanya tidak dapat berbohong bahwa perasaan sayang itu masih jelas terasa. Tapi seseorang pernah berkata denganku..
"Orang dewasa (over 25 years old), tidak terlalu membutuhkan kejujuran (like a teen) lagi. Yang orang dewasa butuhkan hanyalah KEBERSAMAAN. Lo punya gue dan gue punya lo. Hanya itu"
Ya, aku juga tidak ingin mengetahui hal-hal yang tidak ingin aku ketahui. Seperti halnya perasaan Didit terhadap Putri saat ini. Rupanya pendakian Didit ke GUNUNG SEMERU, PUNCAK MAHAMERU tahun 2012 silam merupakan pendakian terbesar Didit yang ia dedikasikan untuk Almarhumah Putri. Miris saat mengetahui hal tersebut. Dan aku mengetahuinya sendiri karena aku membaca tulisan-tulisan Didit tentang pendakiannya tersebut di facebook. Sampai Didit membuat foto ini..
Diditpun menjanjikan aku untuk mendaki puncak tertinggi di pulau Jawa tersebut. Ia ingin mengajakku untuk menikmati ciptaanNya itu. Namun jika saat itu tiba, kami mendaki Puncak Mahameru, apa ia benar-benar menikmatinya bersamaku? Aku masih berfikir tentang dedikasi dan tujuan Didit saat mendaki Puncak Mahameru tempo hari.
UNTUK ALMARHUMAH PUTRI.
Apa mungkin saatnya tiba itu Didit akan mendedikasikan untuk Aku? Atau Almarhumah diriku? Dan menuliskan namaku diantara pasir berbatu di Puncak Mahameru seperti ia menuliskan nama "PUTRI" disana. Dan menulis cerita yang membuat bulu kudukku merinding saat membacanya, dan lumayan menguras air mataku, dengan tulisan yang berjudul...
"Untuk perempuan surgaku..."
Aku pun iri. Seingatku, dulu saat Didit masih berpacaran dengan Putri, Didit selalu memasang foto mereka berdua disetiap jejaring sosialnya. Display Picture BlackBerry Messenger, facebook atau yang lainnya. Selalu menunjukan rasa sayangnya yang begitu besar kepada semua orang. Mungkin perasaanku ini seperti anak kecil. Namun aku ingin dianggap seperti Putri. Aku ingin Didit benar-benar membawaku ke dunianya. Aku ingin Didit benar-benar menganggapku ada.
Sampai-sampai aku berfikir,
"Apa aku harus menjadi tiada agar dianggapnya ada?"
Sekitar dua minggu yang lalu, aku merasakan yang namanya KEBAHAGIAAN yang lebih darinya. Didit menyayangiku dengan caranya. Didit tidak ingin aku sakit-sakitan terus menerus. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk
"Ayo kapan nanti hari Sabtu kamu libur, kita bersih-bersih kamar kamu nih. Udah berapa taun ni kamar gak pernah dibersihin. Gimana kamu gak penyakitan kalo kamarnya aja kaya gini?"
Dan saatnya tiba, Didit datang ke rumahku pagi-pagi sekali untuk bersih-bersih rumah. Dengan segala peralatannya, dia membangunkanku, menarik-narik kakiku yang sangat malas untuk bangun dari kasur dan membuka mata. Saat itu bercandaan kami adalah,
"Kita kaya suami-istri baru pindahan rumah yah?"
"Hahahahahaha.. Iya.. Iya.."
Banyak hal yang kita lakukan sejak pagi itu. Kami berbelanja peralatan kebersihan, membeli sarapan dan membongkar seluruh isi kamar. Lelah memang. Tapi dia yang menguatkanku. Kami pun mengabadikan moment-moment lucu itu..
Saat Dia memotong triplek untuk penyanggah kasurku..
Lunch Time...
Makanan khas jogja sederhana, Sayur Buntil, Perkedel Kentang, Perkedel Jagung, dan Krecek.
Lucunya dia.. Saking laparnya tidak berbasa basi lagi langsung SIKAAAATT!!!
Kami pun makan lesehan di kamar yang sudah bersih.
This is our dirty face before eating...
Dan ini saat dinner kami..
Setelah semua moment yang kami lewati saat itu, aku harus merasakan kegalauan yang tidak jelas maksudnya apa. Aku benar-benar merasakan takut kehilangan orang yang aku sayang untuk yang kesekian kalinya. Aku sangat ingin dia benar-benar menjadi yang terakhir tanpa membagi perasaannya terhadap siapapun. Dan aku sangat tidak ingin Dia tau tentang perasaan takutku ini. Yang aku ingin, dia menginginkanku sebesar aku menginginkannya. Akupun tidak tahu sampai kapan aku harus merasa ketakutan seperti ini. Namun aku bangga dapat selalu menceritakan tentangnya walaupun aku harus memendam rasa yang cukup sakit. Tapi itu tidak membuatku kehilangan rasa banggaku terhadapnya. Aku tetap bangga memilikinya kembali dalam hidupku. Dan menceritakannya kepada dunia. Sekarang aku hanya bisa menunggunya untuk memberikan seutuhnya rasa sayang dia terhadapku, menunggu untuk dibanggakan dalam hidupnya tanpa syarat apapun. Seperti yang aku berikan kepadanya,
"CINTA TANPA SYARAT"
Tuhan, teman-temanku tidak dapat memberikan jawaban atas semua pertanyaanku ini. Apa Engkau bisa memberikan jawabannya untukku?? Apa yang harus aku perbuat? Jahatkan aku jika memendam rasa cemburu terhadap orang yang telah kembali kepangkuanMu, Tuhan? :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar