Kamis, 16 Mei 2013

Menulis Tentangnya...

Akhir-akhir ini sepertinya jadi lebih menyenangkan dengan kehadirannya kembali di hidupku. Membuatku selalu dapat tersenyum kapanpun dan dimanapun tanpa khawatir dibilang GILA oleh orang-orang yang melihatku. Dia, laki-laki yang sudah kukenal hampir 10 tahun itu yang sangat memberikan banyak inspirasi saat bersamanya. Entah bagaimana caranya aku berterimakash kepada Tuhan yang telah mengembalikan dia yang memang untukku. Dia adalah semangatku yang telah lama hilang. Tentunya membuatku ingin selalu bercerita tentangnya kapanpun, dimanapun, dengan siapapun. Termasuk di blog tercintaku ini. Diary modern yang dapat dilihat siapa saja. Ya, aku bisa dengan bangga menceritakan segala sesuatu tentangnya. Dia begitu indah, mengaggumkan.. Seperti itulah aku melihatnya. Lelaki yang sangat bertanggung jawab terhadap apapun, termasuk aku. Mungkin ini adalah harapan terakhirku, DIA MENJADI YANG (BENAR-BENAR) TERAKHIR DALAM HIDUPKU. Tidak seperti yang sudah-sudah. Lelaki yang ku harapkan menjadi yang terakhir, namun berakhir begitu saja. Aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan untukku merasakan kebahagiaan yang sebenarnya.
Dulu, Tuhan memberikanku kesempatan untuk bahagia dengannya. Namun aku menyia-nyiakannya. Mungkin karena dulu umurku masih 15 tahun. Aku belum bisa merasakan apa itu arti cinta yang sebenarnya. Lalu Tuhan memberikanku kesempatan yang kedua kali dan aku menyia-nyiakannya lagi. Padahal saat itu sahabatku sempat mengingatkan,
"Nad, udah.. Sama dia aja. Lo milih orang yang baru lo kenal dibanding orang yang udah lama lo kenal? Terserah sih, gue cuma ngingetin. Jangan sampe nyesel. Dia orang baik loh nad."
Namun, apa jawabannku saat itu?
"Engga ah, gue mau coba sama dia dulu." (read : orang baru)
Tapi mungkin ini yang namanya JODOH. Kemanapun aku mencari, bertemu dengan laki-laki yang AKU KIRA dia adalah orang yang tepat, ternyata mereka menyakitiku lagi. Dan Tuhan benar-benar membuka mataku kalau ternyata DIALAH orangnya, orang yang selama ini benar-benar dalam imajiku. Dengan caranya sendiri dia merubahku perlahan menemukan jati diriku, siapa diriku yang sebenarnya, merubahku tanpa membuatku menjadi seperti "orang lain", mengontrolku dalam tahap yang wajar tidak berlebihan. Dia adalah laki-laki yang pintar yang suka mencoba hal baru, suka dengan tantangan, dan menghargai perempuan sebagaimana mestinya. Aku tidak ingin menyakitinya sama sekali. Aku harap dia melakukan hal yang sama terhadapku.
Banyak mimpi dan cita-cita yang kami buat dengan perencanaan yang sesuai. Semoga mimpi kami untuk mengucapkan janji suci di depan saksipun dapat terwujud. Amin. Dua orang dewasa yang sedang merasakan cinta yang sebenarnya. Walaupun terkadang aku takut dan bertanya pada diriku sendiri.
"Sebenernya dia beneran sayang sama gue kaya gue sayang sama dia apa engga sih?"
Namun aku kembali meyakinkan diriku dengan perasaan itu. DIA SAYANG AKU. Dia menunjukkan perasaannya sesuai porsinya, tidak norak dan berlebihan. Dengan bangga aku sebut namanya kembali,
"AKU SAYANG SEKALI SAMA KAMU, DITYA GUMILAR..."

Minggu, 12 Mei 2013

BAHAGIA

Sudah lama aku ingin merasakan 1 hal indah yang orang sebut dengan "BAHAGIA". Aku memang pernah merasa bahagia. Saat aku masih dipangkuan Papa dan Mama saat mereka masih bersama. Saat aku masih bisa menikmati canda tawa mereka. Saat mereka berselisih pendapat, aku yang melerainya. Saat mereka merayuku agar aku tidak rewel, mereka mengajakku pergi nonton film di bioskop. Tahun 1998, Film Titanic. Mungkin saat itu umurku baru 7 atau 8 tahun. Tapi aku dapat merasakan kehangatan mereka. Tapi hidup tidak selamanya berlangsung bahagia. Tuhan tidak adil? BUKAN! Jelas bukan! Tuhan sangat adil. Dia hanya sedang menyimpan kebahagiaanku untuk dikembalikan pada saat yang TEPAT. Ya, itulah yang aku yakini sampai sekarang.
Aku bersusah payah setelah semua kebahagiaan yang aku dapatkan. Disitu aku belajar untuk lebih menghargai apa arti kehidupan yang sebenarnya. Mungkin kalau aku tidak pernah merasakan susahnya hidup, aku tidak akan pernah belajar. Aku hanya menjadi anak perempuan yang manja dan cengeng. Menulis pun bukan keahlianku. Aku hanya menceritakan hidup demi hidupku yang telah aku lewati. Setelah aku pahami arti semua ini, aku merasa lebih bersyukur telah dilahirkan. Bertemu dengan orang-orang hebat yang aku sayangi, yang telah membantuku menjadi seperti ini. Kami semua tahu, kita adalah manusia. Makhluk sosial yang diciptakan Tuhan untuk hidup bersama. Melewati susah dan senang, sedih, kecewa, marah ataupun BAHAGIA. Atas apa yang telah mereka lakukan terhadapku, baik atau buruknya, aku tidak dapat membalas mereka satu persatu. Hanyalah senyum, doa dan rasa terima kasih untuk mereka.
Aku berharap, rasa sakit dan kecewaku ini tidak lama. Sedikit demi sedikit aku telah mendapatkan kebahagiaanku. Dengan caraNya, aku melewati ini semua. Kelulusan sarjanaku. Itu yang menjadi targetku selama 20 tahun bersekolah. Menjadi seorang SARJANA yang menjadi impian jutaan orang, namun tidak semua orang bisa mendapatkan gelar tersebut. Tapi, anak perempuan cengeng yang manja ini BISA! Dengan keringat, air mata, darah, dan rupiah demi rupiah aku habiskan demi gelar tersebut.
Kini, diumurku yang sudah 23 tahun ini, makin banyak beban tanggung jawab demi KEBAHAGIAAN selanjutnya. Kebahagiaanku, kebahagiaan Papa dan Mama, dan juga, kebahagiaan SUAMI dan anak-anakku kelak. Aku ingin mereka bangga denganku. Aku tidak ingin menjadi perempuan yang tidak berguna yang hanya bisa menyusahkan orang-orang disekitarku. Dan aku berharap, tidak ada air mata yang terbuang begitu banyak lagi.
Saat ini, bisa dikatakan aku menemukan orang yang selama ini aku cari. Pencarian menahun kesana kemari, ternyata dialah yang ada bersamaku saat ini, laki-laki dari masa lampau yang kembali hadir di ingatan dan kenyataan. Lelaki yang telah kukenal selama hampir 10 tahun kembali ke genggamanku. Aku hanya dapat berharap, dialah yang TERAKHIR untuk selamanya. Hey, aku sudah dewasa. Sudah saatnya aku berfikir matang jauh kedepan.
Dengan rasa sedih, haru bahagia, aku menulis tulisan yang tidak seberapa hebat ini.
"Dengan indahnya, Tuhan membuat kamu menjadi pasangan hidupku, yang saling mencintai. Dengan jalanNya, Tuhan mempertemukan kita kembali disini, untuk tidak dipisahkan kembali. Disini, aku bersamamu. Selamanya.., aku menyayangimu, DITYA GUMILAR..."
Jadilah, BAHAGIAKU.
With the whole of my love, NADIA.