Rabu, 23 November 2011

AKHIR SEBUAH PENANTIAN

Di tahun 2007 silam, Rachel menemui dunia barunya, yaitu bangku kuliah. Saat itu ia masih berpacaran dengan Mike, seorang bassist dari band hardcore. Hubungan mereka sat itu adalah saat-saat terberat buat mereka. Karena Rachel akan menemukan banyak hal-hal baru termasuk laki-laki yang akan ia temui nanti. Benar saja, saat Rachel sudah mulai memasuki hari-hari pertamanya berkuliah, Rachel yang nyentrik dan cuek mulai dilirik oleh senior-senior kampusnya. Salah satunya bernama Shane. Shane berusaha dengan berbagai cara untuk mendekati Rachel. Rupanya Shane kehabisan akal untuk mendekati Rachel, sehingga ia meminta bantuan kepada sahabatnya, Bryan.
Saat itu Rachel yang masih nongkrong di kampus dengan sahabatnya, Hellena diajak ngobrol dengan Shane dan Bryan.
“Hel, kok belum pulang sih? Ini kan udah malem. Nanti pulang naik apa emangnya?”
“Iya nih, nungguin Alvin. Dia masih nongkrong sama temen-temennya. Gue pulang sama dia.”
“Ooh, kalo gitu ikut sama kita aja dulu ke apartemen anak-anak. Deket sini kok.”
“Ngga usah deh, gak papa. Gue nungguin Alvin aja.”
“Oh yaudah, kalo gitu kita jalan duluan yah.”
“Eh Bryan, gue minta nomer lo deh.”
“Okey. By the way, nih gak sekalian nomernya Shane?”
“Hmm.. boleh deh.”
Shane yang tersipu malu akhirnya punya nomor hp Rachel atas bantuan Bryan. Lalu Shane dan Bryan pun melangkah pulang ke apartemen.
“Shane, tenang aja. Kalo dia suka sama lo, pasti nanti Rachel sms lo.”
“Ah lo bisa aja Bry..”
Tak lama kemudian hp Shane berdering, tampak ada sms masuk.
“Duh, bete nih. Alvin belum mau pulang. Dia masih nongkrong sama temen-temennya. Padahal gue udah cape banget mau pulang. ”
Shane dengan bangganya memamerkan hpnya ke Bryan sambil senyam-senyum malu.
“Bry, lo liat nih siapa yang sms??”
“Tuhkan gue bener!! Dia sms lo kan?! Bener kan yang gue bilang, dia suka sama lo tuh! Hahaha!”
“Ah bisa aja lo!”
Shane pun masih memandangi pesan singkat itu. Tapi kesenangan Shane tidak berlangsung lama. Karena ternyata Bryan pun mendapat pesan yang sama seperti Shane.
“Shane… Lo liat nih!”
“Waduh, berarti Rachel sukanya sama siapa nih lo atau gue?”
Merekapun terdiam. Tapi mereka membuat persetujuan.
“Yaudah gini aja Shane. Pokoknya kalo dia suka sama lo, gue mundur, tapi kalo dia suka sama gue, lo yg mundur. Gimana?”
“Oke, deal!”
Tak lama hp Bryan berdering. Ternyata Rachel yang menelefon. Percakapanpun berlangsung lama karena Rachel bosan menunggu Alvin untuk pulang. Telfon pun digilir ke teman-teman Bryan, termasuk ke Shane. Percakapan selama 3 jam itu berlangsung semenjak Bryan masih di apartemen sampai ia sampai di rumah. Keesokan harinya Rachelpun menelefon Bryan lagi karena Rachel merasa nyaman ngobrol dengan Bryan. Dan percakapan itu berlangsung selama 4 jam. Percakapan itu pula lah yang menciptakan rasa nyaman bagi mereka karena ternyata mereka memiliki hobi yang hampir sama. Karena Bryan merasa tidak enak dengan kedekatannya dengan Rachel, Bryan pun bilang kepada Shane kalau sepertinya Bryan dan Rachel saling memiliki rasa suka. Shane pun menerima dengan fair sesuai kesepakatan awal.
“Yaudah Bry, kayaknya Rachel suka sama lo deh. Udah lanjutin aja. Gue sih santai.”
“Serius nih Shane? Gue lanjutin nih sama Rachel?”
“Iya Bry, goodluck yah.”
“Thanks banget nih Shane”
Hari-hari berlalu, dan Rachel pun makin dekat dengan Bryan. Namun masalah barupun datang. Rachel dilema karena ia mash menjalin hubungan dengan Mike. Walaupun Rachel sudah tidak merasakan kenyamanan lagi dengan Mike, keputusan untuk melepas Mike pun tidak mudah. Tapi Rachel yang bijak, memberitahukan kepada Bryan kalau ia masih punya pacar. Bryan menghargai kejujuran Rachel walaupun saat Bryan mendengar kejujuran itu, ia sempat terkejut. Sampai pada akhirnya hubungan Rachel dan Bryan makin dalam, Bryan pun bertanya tentang kepastian hubungan mereka. Saat itu terjadilah penembakan Bryan ke Rachel.
“Kamu mau gak jadi orang yang selalu nemenin hidup saya?”
“Tapi kan Rachel masih punya Mike..”
“Saya tau. Kamu tinggal jawab aja. Karena saya gak akan mengulangi pertanyaan saya ke kamu. Saya gak akan nembak kamu lagi.”
“Rachel pengen jawab, tapi gak sekarang..”
“Yaudah, kapanpun kamu mau jawab, tinggal jawab aja. Tapi saya gak mau mengulangi pertanyaan saya.”
“Loh, jadi nanti kalo Rachel pengen jawab gimana dong? Masa tiba-tiba Rachel bilang IYA?”
“Yaudah, kamu tinggal bilang aja, Iya Rachel mau jadi pacar Bryan. Gampang kan?”
Bryan hanya melempar senyum ke Rachel yang bingung yang masih duduk terdiam.

Waktu demi waktu mereka lewati bersama dengan status yang masih belum jelas. Termasuk hubungan Rachel yang makin tidak jelas dengan Mike. Karena Rachel yang terlalu lama menghilang dari Mike, akhirnya mike mengirimkan pesan singkat ke Rachel.
Rachelku sayang..
Sepertinya kamu sudah punya kehidupan yang baru. Atau mungkin kamu sudah punya pacar baru? Ya sudah, daripada hubungan kita gak jelas gini, mending kamu jalanin aja hidup kamu, aku jalanin hidup aku. Kamu gak usah pusingin aku lagi. Kayaknya kamu lebih bahagia dengan hidup kamu yang sekarang. Kamu ati-ati yah. Jaga diri kamu baik-baik. Jangan nakal, jangan suka berantem sama mama lagi. Bye..
Mike.
Rachel tampak kalut sampai-sampai ia tidak sanggup membalas pesan itu. Karena terlalu lama tidak memberi kepastian kepada Mike, secara tidak langsung hubungan dan kenangan selama satu tahun lebih pun dinyatakan selesai sampai disini. Rachel sempat sedih, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Rachel hanya bisa memberitahukan kepada Bryan kalau ia sudah putus dengan Mike. Bryan yang menunggu kepastianpun senang mendengar kabar kalau Rachel sudah putus. Tapi itu tidak membuat Rachel langsung menerima Bryan sebagai pacarnya. Bagaimanapun Rachel baru putus. Ia tidak ingin langsung menjalin hubungan lagi dengan orang lain dalam waktu dekat. Rachel juga ingin melihat bukti-bukti terlebih dahulu apakah Bryan benar-benar serius dengan Rachel. Keseriusan Bryan dibuktikan sewaktu Rachel mendapat masalah besar. Rachel yang saat itu tengah clubbing bersama teman-teman kampusnya, mendapat musibah. Rachel dibuat mabuk oleh orang yang tidak ia kenal dan Rachel mendapat perlakuan kasar. Rachel diperkosa!
Mendengar kabar ini, Bryan panik tidak karuan. Bryan mengumpulkan semua teman-teman Rachel yang saat itu bersamanya. Merekapun lapor ke kantor polisi dan membuat berita acara. Namun apa daya, pihak kepolisian tidak menindak lanjuti karena kasus ini tidak menghasilkan keuntungan. Bryan dan Rachel lelah menunggu penanganan polisi. Tiga bulan berlalu, akhirnya dengan jalan Tuhan, Rachel, Bryan dan teman-teman Bryan berhasil menemukan laki-laki bajingan itu dan menghakimi sendiri dengan tangan mereka. Laki-laki itu habis babak belur. Pukulan-pukulan dari tangan Rachel pun ia terima mentah-mentah. Rachel yang sangat dendam berhasil mengeluarkan darah dari bajingan itu. Lagi-lagi kasus berakhir di kepolisian.
Saat itu Rachel yang sedang trauma, galau dan lelah dengan kasus ini berfikir bahwa perjuangan Bryan kepada Rachel cukup membuat Rachel percaya dengan keseriusan Bryan. Rachel berfikir, Bryan bukan siapa-siapa Rachel, tapi dia berani bertaruh nyawa untuk dirinya.
Tepat pukul satu pagi, Rachel yang menginap di rumah temannya, dengan diantar Bryan sampai pintu gerbang, Rachel berlari keluar lagi dan mengejar Bryan. Bryan kaget karena Rachel langsung memeluk Bryan dengan muka sendu.
“Kamu kenapa hel?”
“Gak apa-apa”
“…….”
“Rachel mau jadi orang yang selalu nemenin hidupnya Bryan.
“Kamu serius Hel?
“Iya Bry..”
“Makasih yah Hel.. Saya sayang banget sama kamu. Yaudah kamu masuk gih sekarang, kamu kan cape. Ini juga udah pagi.”
“Yaudah, Bryan hati-hati yah pulangnya. Kabarin Rachel.”
“Bye baby..”
Tanggal 23 Juni 2008 menjadi hari bahagia buat mereka. Susah senang mereka hadapi bersama. Ugal-ugalan di jalanan, membuat keributan, mabuk, adalah kegiatan mereka. Karena kebrutalan mereka, itu mejadikan mereka pasangan “role model” bagi teman-teman mereka. Semua orang bilang Rachel sangat cocok dengan Bryan. Semakin hari Bryan semakin menyayangi Rachel. Saking sayangnya, Bryan menjadi lebih protective. Itu semata-mata Bryan lakukan karena Bryan takut terjadi hal-hal buruk lagi yang menimpa Rachel. Karena hidup Rachel sudah terlalu banyak tertimpa masalah-masalah yang diluar batas. Karena ke-protective-an Bryan, membuat Rachel menjadi tidak nyaman. Mulai banyak larangan dan aturan yang dibuat Bryan. Apalagi mengingat tingkat tempramen Bryan yang tinggi. Kalau Bryan dan Rachel sudah bertengkar, dunia pun bisa mereka belah.
Rachelpun mulai lelah, sampai akhirnya Rachel memberanikan diri untuk menyudahi hubungan ini. Bryan yang tempramen sanggup dibuat nangis sejadi-jadinya karena Rachel. Bryan yang terlalu sayang dengan Rachel tidak sanggup ditinggal oleh Rachel.
“Udahlah Bry.. Kita udah sering banget berantem kaya gini. Masalah kecil jadi besar. Kita berantem karena hal-hal yang kecil tapi itu berlangsung setiap hari. Rachel cape.”
“Saya janji sama kamu, saya akan berubah. Saya akan mengurangi tempramen saya.”
“Gak bisa Bry, kita emang udah gak cocok.”
“Apa kamu punya pacar lagi?”
“Nggak! Rachel juga lagi cape pacaran kalo harus berantem kaya gini terus.”
Tampaknya keputusan Rachel tidak bisa dirubah lagi. Tapi Bryan tetap berusaha.
“Yaudah, tapi saya masih boleh kan nungguin kamu? Karena sampe kapanpun saya akan terus nungguin kamu.”
“Boleh Bryan.. Tapi kamu jangan terlalu berharap. Karena Rachel gak bisa janji sama kamu. Rachel takut kamu kecewa.”
Peristiwa itu berlangsung dengan air mata. Bryan sama sekali tidak sanggup membendung air matanya. Ia tidak malu mengeluarkan air mata di depan Rachel, orang yang sangat ia sayangi.

Dua tahun Rachel menjalani kesendiriannya tanpa seorang pacar. Banyak lelaki yang dekat dengannya tapi tidak satupun yang memberi kepastian kepada Rachel. Dan di tahun 2011, seorang lelaki bernama Mario datang ke kehidupan Rachel. Kedekatan yang cukup singkat karena sebuah permainan berujung keseriusan. Dua minggu lebih mereka menjalani hubungan ini, tapi sudah banyak pihak yang ingin merusak kisah indah mereka.
Rachel bingung memikirkan bagaimana caranya memberitahu Bryan, mantan yang masih dan akan selalu menunggu Rachel kembali ke dalam kehidupannya kalau saat ini Rachel sudah bersama Mario. Rachel tidak ingin memberitahu lewat pesan singkat atau telefon. Rachel ingin mempertemukan langsung Mario dengan Bryan.
Tanpa diduga, Bryan mengirimkan pesan singkat ke Rachel menanyakan apakah Rachel sedang berada di kampus atau tidak. Karena saat itu Bryan sedang dalam perjalanan menuju ke kampus. Memang benar, Rachel sedang berada di kampus, tetapi disana ada Mario juga, pacar baru Rachel yang ternyata sangat cemburuan. Rachel makin panik.
Sesampainya Bryan di kampus, Rachel menyambut Bryan tidak seperti biasanya. Rachel hanya melempar senyum dan memanggil nama Bryan dengan nada yang datar dan sedikit pelan. Bryan menghampiri Rachel dan langsung memeluk dan mencium pipi Rachel. Rachel makin panik, takut Mario melihat.
“Racheell..”
“Bryaan.. Kamu dari mana?”
“Abis ketemu temen deket sini. Terus saya tau kamu pasti ada di kampus, makanya saya sms kamu dan langsung mampir.”
“Mmm.. Bryan, Rachel mau ngomong, tapi Bryan jangan marah yah..”
“Apa?”
“Sekarang Rachel udah punya pacar tau..”
“Ooh gitu.. Pantesan akhir-akhir ini saya ngerasa kamu berubah. Ada yang beda dari kamu. Tadi aja pas saya dateng, kamu gak lari ke arah saya sambil teriak nama saya. Yang mana pacar kamu? Ada disini gak? Kenalin dong.”
“Ada, tapi sekarang gak tau dimana. Kayanya dia lagi nongkrong disana deh.”
Tak lama kemudian hp Rachel bunyi karena ada sms masuk. Dan ternyata Mario.
“EHMMM…”
Yep! Ternyata Mario melihat Rachel sedang bertemu dengan mantannya dari kejauhan. Rachel sangat tahu persis, saat ini Mario pasti sedang cemburu berat. Dan disatu sisi, Bryan terus-terusan mendesak Rachel untuk bertemu dengan pacar baru Rachel. Rachel lebih tahu lagi tentang laki-laki yang saat ini ada di hadapan Rachel. Dia pasti sangat sedih sekali mendengar berita ini! Walaupun ia berusaha menyembunyikan dengan sekuat tenaga, tapi Rachel lebih kenal siapa Bryan. Momen yang sangat berat yang dihadapi Rachel.
Lalu akhirnya datanglah kesempatan itu, dimana Rachel memperkenalkan Mario ke Bryan. Percakapan berlangsung singkat. Bryan hanya ingin kenal dengan oernga yang akan menjaga Rachel kelak. Lalu dengan bijak dan perasaan sangat sedih yang sedang Bryan pendam, Bryan hanya berpesan,
“Mario, bagaimanapun juga tolong jaga Rachel. Dia udah terlalu banyak ngerasain yang gak enak. Kalo sampe terjadi apa-apa sama Rachel, orang itu bakal gue cari. Termasuk elo. Lo akan ketemu gue lagi nantinya.”
“Iya, tenang aja. Gue bakal jaga Rachel.”
Batin Rachel tidak karuan. Rachel sangat mengenal siapa dua laki-laki yang sekarang tepat berada di depanya. Lalu Bryan pun pergi meninggalkan Rachel dan Mario. Rachel menjadi lebih tenang. Tak lama Bryan sms,
Saya nahan nangis. Tapi saya seneng sekarang ada yang jagain kamu. Tapi saya juga pengen peluk kamu. Pantesan pas saya sampe yang biasanya kamu teriak “BRYAAAN”, tadi ngga. Kamu baik-baik ya cantik. Love you bodoh :*
Pesan itu dibalas oleh Mario yang berisikan bahwa Mario berjanji akan menjaga Rachel.
Rupanya perasaan sedih Bryan makin menjadi. Dan Bryan mengirimkan sms lagi,
Saya pengen peluk kamu boleh ngga? Minta ijin sama Mario. Saya pengen ngomong sebentar sama kamu.
Berusaha tenang dan dengan bijak pula Mario bilang,
“Gih sana, temuin dulu.”
Inilah saat-saat tergalau Rachel. Tapi batin Rachel terasa lebih tenang. Apalagi Mario selalu ada untuk Rachel. Rachel sayang sama Mario. Sampai-sampai Rachel takut, ada yang ingin merebut Mario kembali. Terutama mantannya Mario yang sudah 5 tahun berpacaran. Rachel takut, perasaannya dulu untuk mantannya timbul lagi. Padahal Rachel adalah wanita yag kuat, tidak pernah cemburuan. Tapi tidak untuk perempuan itu!
Rachel sering sekali memendam rasa sayang dan rasa ketakutannya itu. Mariopun sering juga tidak mempercayai rasa sayang Rachel ke Mario. Walaupun Mario tidak pernah tahu seberapa besar rasa itu, tapi Tuhan Maha Tahu segalanya.

Dear Mario..
Kapanpun kamu baca tulisanku, aku cuma pengen bikin kamu percaya tentang rasa sayangku ke kamu ini serius. Ribuan bajingan sempurna masuk ke dalam hidup aku, tapi tidak satupun yang bisa bikin aku kaya gini. Ternyata kamu yang bisa bikin aku percaya lagi sama makhluk yang namanya LAKI-LAKI. Segala persepsiku tentang laki-laki adalah bajingan sempurna itu salah! Semoga aku tidak salah lagi untuk yang kesekian kalinya tentang “bajingan sempurna” itu. Semoga kamu bukan salah satu dari mereka. Aku bukan perempuan yang sempurna yang bisa bikin kamu jadi orang yang paling bahagia yang pernah ada. Aku cuma perempuan yang sering bikin kamu kesel, bete, marah, tapi aku selalu mencoba jadi perempuan sempurna di hati kamu. Doain aku semoga aku berhasil. Sekarang keinginan aku cuma satu,kamu adalah orang yang terakhir aku lihat sebelum aku tidur, dan menjadi orang yang pertama kali aku lihat saat aku bangun tidur. Semoga ini menjadi nyata. Bantu aku untuk mewujudkan keinginanku ini. Karena tanpa kamu, mimpiku ini bukanlah apa-apa. Aku sayang kamu.. laki-laki yang sempurna di mataku.. Mario.

With love, Rachel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar