Minggu, 12 Mei 2013

BAHAGIA

Sudah lama aku ingin merasakan 1 hal indah yang orang sebut dengan "BAHAGIA". Aku memang pernah merasa bahagia. Saat aku masih dipangkuan Papa dan Mama saat mereka masih bersama. Saat aku masih bisa menikmati canda tawa mereka. Saat mereka berselisih pendapat, aku yang melerainya. Saat mereka merayuku agar aku tidak rewel, mereka mengajakku pergi nonton film di bioskop. Tahun 1998, Film Titanic. Mungkin saat itu umurku baru 7 atau 8 tahun. Tapi aku dapat merasakan kehangatan mereka. Tapi hidup tidak selamanya berlangsung bahagia. Tuhan tidak adil? BUKAN! Jelas bukan! Tuhan sangat adil. Dia hanya sedang menyimpan kebahagiaanku untuk dikembalikan pada saat yang TEPAT. Ya, itulah yang aku yakini sampai sekarang.
Aku bersusah payah setelah semua kebahagiaan yang aku dapatkan. Disitu aku belajar untuk lebih menghargai apa arti kehidupan yang sebenarnya. Mungkin kalau aku tidak pernah merasakan susahnya hidup, aku tidak akan pernah belajar. Aku hanya menjadi anak perempuan yang manja dan cengeng. Menulis pun bukan keahlianku. Aku hanya menceritakan hidup demi hidupku yang telah aku lewati. Setelah aku pahami arti semua ini, aku merasa lebih bersyukur telah dilahirkan. Bertemu dengan orang-orang hebat yang aku sayangi, yang telah membantuku menjadi seperti ini. Kami semua tahu, kita adalah manusia. Makhluk sosial yang diciptakan Tuhan untuk hidup bersama. Melewati susah dan senang, sedih, kecewa, marah ataupun BAHAGIA. Atas apa yang telah mereka lakukan terhadapku, baik atau buruknya, aku tidak dapat membalas mereka satu persatu. Hanyalah senyum, doa dan rasa terima kasih untuk mereka.
Aku berharap, rasa sakit dan kecewaku ini tidak lama. Sedikit demi sedikit aku telah mendapatkan kebahagiaanku. Dengan caraNya, aku melewati ini semua. Kelulusan sarjanaku. Itu yang menjadi targetku selama 20 tahun bersekolah. Menjadi seorang SARJANA yang menjadi impian jutaan orang, namun tidak semua orang bisa mendapatkan gelar tersebut. Tapi, anak perempuan cengeng yang manja ini BISA! Dengan keringat, air mata, darah, dan rupiah demi rupiah aku habiskan demi gelar tersebut.
Kini, diumurku yang sudah 23 tahun ini, makin banyak beban tanggung jawab demi KEBAHAGIAAN selanjutnya. Kebahagiaanku, kebahagiaan Papa dan Mama, dan juga, kebahagiaan SUAMI dan anak-anakku kelak. Aku ingin mereka bangga denganku. Aku tidak ingin menjadi perempuan yang tidak berguna yang hanya bisa menyusahkan orang-orang disekitarku. Dan aku berharap, tidak ada air mata yang terbuang begitu banyak lagi.
Saat ini, bisa dikatakan aku menemukan orang yang selama ini aku cari. Pencarian menahun kesana kemari, ternyata dialah yang ada bersamaku saat ini, laki-laki dari masa lampau yang kembali hadir di ingatan dan kenyataan. Lelaki yang telah kukenal selama hampir 10 tahun kembali ke genggamanku. Aku hanya dapat berharap, dialah yang TERAKHIR untuk selamanya. Hey, aku sudah dewasa. Sudah saatnya aku berfikir matang jauh kedepan.
Dengan rasa sedih, haru bahagia, aku menulis tulisan yang tidak seberapa hebat ini.
"Dengan indahnya, Tuhan membuat kamu menjadi pasangan hidupku, yang saling mencintai. Dengan jalanNya, Tuhan mempertemukan kita kembali disini, untuk tidak dipisahkan kembali. Disini, aku bersamamu. Selamanya.., aku menyayangimu, DITYA GUMILAR..."
Jadilah, BAHAGIAKU.
With the whole of my love, NADIA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar